Hubungkan Nilai Pancasila Dengan Perilaku Sehari-Hari
Pancasila berasal dari dua kata Bahasa Sanskerta “panca” berarti lima dan “sila” berarti prinsip atau asas. Apabila diulik secara bahasa, Pancasila menjadi rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila memiliki nilai-nilai yang merupakan dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi bersifat universal, yakni berlaku di manapun atau universal sehingga dapat diterapkan negara lain kendati negara tersebut tidak menggunakan Pancasila sebagai dasar negara, seperti dikutip dari Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan oleh Edi Rohani.
Berikut nilai-nilai Pancasila yang terkandung pada sila 1 sampai 5 dan contohnya dalam kehidupan sehari-hari.1. Nilai KetuhananPancasila sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengandung nilai ketuhanan. Dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila pertama Pancasila ini antara lain:
a) Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Maha sempurna.b) Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya, sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.c) Saling menghormati dan menoleransi antar pemeluk agama yang berbeda-beda.d) Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.2. Nilai KemanusiaanSila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung nilai kemanusiaan, yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan kewajibannya tanpa membeda-bedakan berdasarkan agama, suku, ras, atau keturunannya. (detik.com/tag/pancasila)Contoh penerapan nilai kemanusiaan Pancasila yaitu:a) Mengakui adanya harkat dan martabat manusia.b) Mengakui keberadaan manusia sebagai makhluk yang paling mulia diciptakan Tuhan.c) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan berlaku adil terhadap sesama manusia.d) Tenggang rasa dan tidak semena-mena terhadap orang lain.3. Nilai PersatuanMakna sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" adalah kebulatan utuh dari berbagai aspek kehidupan, baik dari ideologi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan yang terwujud dalam satu wadah bernama Indonesia. Nilai kesatuan dalam sila ketiga Pancasila dapat diwujudkan sehari-hari lewat sikap dan perilaku:a) Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.b) Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.c) Menumbuhkan rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.d) Mengakui keragaman suku dan budaya bangsa serta mendorongnya ke arah persatuan dan kesatuan.4. Nilai KerakyatanNilai Pancasila sila ke-4 adalah nilai kerakyatan, dengan manusia Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban sama sebagai warga masyarakat dan warga negara. Berikut penerapan nilai kerakyatan dalam Pancasila:a) Mengakui kedaulatan negara ada di tangan rakyat.b) Mengakui manusia Indonesia sebagai warga masyarakat dan warga negara punya kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.c) Bermusyawarah untuk mencapai mufakat untuk hal-hal yang menyangkut kepentingan bersama dengan diliputi semangat kekeluargaan.d) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat daripada kepentingan pribadi atau golongan.e) Mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.5. Nilai KeadilanKeadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk mencapainya, nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya:a) Berlaku adil pada semua orang sesuai hak dan kewajibannya.b) Merawat keseimbangan hak dan kewajiban diri sendiri.c) Menghormati hak-hak orang lain.d) Memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan secara adil.e) Mengembangkan perbuatan-perbuatan terpuji yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.f) Mendukung kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun spiritual.
Wulandari, Trisna. (2022). Nilai-nilai Pancasila dan Contohnya di Kehidupan Sehari-hari. detik.com. Diakses pada 01 Juni 2023 dari https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6257698/nilai-nilai-pancasila-dan-contohnya-di-kehidupan-sehari-hari.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung nilai-nilai penting bagi masyarakat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, apa saja nilai-nilai Pancasila itu? Nilai yang terkandung dari Pancasila mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, sampai keadilan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai-nilai tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak terpisahkan karena mengacu kepada tujuan yang satu.
Hal ini menjadikan Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk ke dalam nilai moral atau nilai kebaikan dan merupakan nilai-nilai dasar yang bersifat abstrak.
Sistem nilai sendiri adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai sesuatu yang hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar masyarakat tentang apa yang dipandang baik dan benar.
Selain nilai-nilai di atas, Pancasila juga berisi tiga jenis nilai, yaitu nilai dasar, nilai fundamental, dan nilai praksis. sebagai berikut.
Contoh Nilai Instrumental Pancasila Sila Kedua
Baca juga: Apakah Sikap Raja Purnawarman Mencerminkan Nilai Pancasila?
Nilai Pancasila Sila ke-1
Bunyi sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-1:
Nilai Pancasila Sila ke-2
Bunyi sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-2:
Nilai-nilai Pancasila: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Nilai-nilai Pancasila pada sila ke-5 ialah mengenai keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, baik dalam bidang hukum, politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Contoh nilai-nilai Pancasila pada sila ke-5 adalah sebagai berikut:
Nah, itulah tadi penjelasan nilai-nilai Pancasila dari sila pertama hingga kelima lengkap dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Yuk kita biasakan bersikap sesuai nilai-nilai Pancasila.
tirto.id - Pancasila menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia. Dia dalamnya memuat nilai-nilai yang sarat dengan keluhuran kehidupan masyarakat Indonesia. Sebagai pedoman, maka Pancasila mesti mengakar di jiwa dan semangat seluruh lapisan masyarakat.
Pancasila juga sebagai ideologi bangsa Indonesia. Mengutip laman Belajar Kemdikbud, Pancasila menjadi pegangan bagi masyarakat Indonesia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lima sila di dalamnya penerapannya dilakukan pada semua lini lingkungan
Perilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dapat diterapkan dalam berbagai lingkungan. Misalnya di lingkungan keluarga, sekolah, hingga masyarakat. Mengutip buku PKn 2 (2009) terbitan Depdiknas, berikut ini beragam contoh perilaku positif terhadap sila-sila Pancasila di ketiga lingkungan tersebut:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Di lingkungan keluarga
- Melakukan ritual keagamaan sesuai agama masing-masing seperti berdoa sebelum bekerja.
- Melaksanakan acara pernikahan, selamatan anak, hingga upacara kematian.
- Melakukan syukuran saat memperoleh kebahagiaan atau karunia Tuhan.
- Bersilaturahmi ke sesama anggota keluarga.
b. Di lingkungan sekolah
- Mengikuti ceramah keagamaan
- Ikut serta dalam lomba kegiatan keagamaan
- Menghormati para guru
- Berdoa saat memulai dan mengakhiri pelajaran
c. Di lingkungan masyarakat
- Menjalankan ibadah menurut tata cara agama masing-masing
- Menyumbang untuk pembangunan sarana dan kegiatan ibadah
- Menengok dan membantu tetangga yang mengalami musibah, sakit, atau ada keluarga yang meninggal.
- Berpartisipasi kegiatan agama di masyarakat.
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a. Di lingkungan keluarga
- Mencintai, menghormati, dan menaati orang tua
- Menjunjung tinggi nilai luhur keluarga dengan penuh ketulusan
- Menjaga nama baik keluarga di masyarakat
- Menjadi pribadi yang mudah menghargai
b. Di lingkungan sekolah
- Menjunjung tinggi kesopanan dalam pergaulan di sekolah
- Melaksanakan program sekolah dalam bidang kemanusiaan
- Tidak merendahkan dan menyakiti perasaan teman
- Mengembangkan sikap tenggang rasa
c. Di lingkungan masyarakat
- Membantu korban bencana alam
- Memberi sedekah untuk fakir miskin
- Tidak memfitnah orang lain
- Meminta izin saat meminjam barang milik orang lain
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Di lingkungan keluarga
- Mencintai sesama anggota keluarga dan membina kerukunannya
- Mengutamakan kepentingan keluarga dari kepentingan pribadi
- Tidak memaksakan kehendak pada anggota keluarga
- Menyayangi, menghormati, menghargai, dan saling membantu di antara sesama anggota keluarga
b. Di lingkungan sekolah
- Menghindari sikap dan perilaku yang mencemarkan nama baik sekolah
- Saling menghormati teman, guru dan petugas sekolah
- Mengutamakan kepentingan sekolah
- Bergaul tanpa mengejek dan membedakan suku, agama, ras, dan golongan
c. Di lingkungan masyarakat
- Mengembangkan transmigrasi
- Turut serta dalam sistem keamanan lingkungan dan bela negara
- Saling tukar kesenian daerah
- Bergaul dengan masyarakat tanpa melihat perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan
4. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
a. Di lingkungan keluarga
- Membangun rumah dengan dimusyawarahkan lebih dahulu
- Musyawarah pembentukan panitia acara perkawinan, khitanan, atau tamasya
- Pembagian harta waris melalui musyawarah
- Pembagian tugas kerja di rumah bersama anggota keluarga.
b. Di lingkungan sekolah
- Pemilihan ketua kelas, pengurus, dan ketua OSIS
- Pemilihan ketua regu Pramuka
- OSIS mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
- Melakukan diskusi kelas
c. Di lingkungan masyarakat
- Perumusan dan pengesahan rencana anggaran pendapatan dan belanja pembangunan di tingkat desa
- Pembangunan Balai Desa
- Pembangunan sarana umum bagi masyarakat
- Pemilihan ketua RT, RW, pengurus LKMD, hingga kepala desa
5. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a. Di lingkungan keluarga
- Mengutamakan kebutuhan sekolah sebelum kebutuhan lainnya
- Melakukan pembagian waktu untuk belajar, bermain, dan membantu orang tua
- Berlatih diri dengan keterampilan atau hasta karya
- Berbagi rasa dengan keluarga lain yang memerlukan pertolongan
b. Di lingkungan sekolah
- Gemar menabung dan menghemat uang jajan
- Tidak mengenakan perhiasan secara berlebihan
- Melakukan pengadaan sarana belajar dengan wajar
- Bekerja keras untuk meraih prestasi
c. Di lingkungan masyarakat
- Melakukan kegiatan sosial
- Menggalakan program jaring pengaman sosial tepat sasaran
- Menggalakan program padat karya dan memanfaatkan lahan tidur
- Menggiatkan gerakan nasional orang tua asuh
Di bawah ini dipaparkan nama malaikat, berikut tugasnya:
Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada nabi dan rasul. Nama lain malaikat Jibril adalah Ruh al-Quds, Ruh al-Amin, dan Namus.
Malaikat Mika’il bertugas mengatur kesejahteraan makhluk seperti mengatur awan, menurunkan hujan, mengatur angin, dan membagi-bagikan rezeki.
Malaikat Israfil bertugas meniupkan terompet (sangkakala) baik saat dimulainya hari kiamat maupun saat hari kebangkitan di Padang Mahsyar.
Malaikat Izra’il bertugas mencabut nyawa seluruh makhluk hidup baik manusia, jin, iblis, setan, maupun malaikat apabila telah tiba waktunya.
Malaikat Munkar bertugas menanya orang yang berada dalam kubur.
Malaikat Nakir bertugas menanya orang yang berada dalam kubur.
Malaikat Raqib bertugas mencatat semua pekerjaan yang baik pada setiap manusia sejak aqil balig sampai akhir hayat.
Malaikat ’Atid bertugas mencatat semua pekerjaan yang jelek setiap manusia sejak aqil baligh sampai akhir hayat.
Malaikat Ridwan adalah bertugas menjaga dan mengatur kesejahteraan penghuni surga.
Malaikat Malik disebut juga Malaikat Zabaniyah adalah bertugas menjaga dan mengatur siksa (azab) bagi para penghuni neraka.
KOMPAS.com - Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang memuat nilai-nilai luhur sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila merupakan sebuah ideologi yang bersifat terbuka, artinya Pancasila senantiasa bergerak seiring dengan perkembangan aspirasi masyarakat yang sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman.
Pancasila sebagai ideologi terbuka mengandung nilai-nilai dasar, salah satunya adalah nilai instrumental.
Nilai Pancasila Sila ke-5
Bunyi sila ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-5:
Itulah penjelasan mengenai nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-1 sampai sila ke-5. Semoga bermanfaat dan selamat belajar.
%PDF-1.5 %���� 9 0 obj << /Filter /FlateDecode /Length 226047 /Length1 624716 >> stream x��}|T���;�즗 $!dIvÒP6Z ɒ!RB��ZBj�������E��;��fA V��{�WE�Z�`��E!�3�݁Д�����w�߾�s��}g�=s朙3�� �DLTYPV��N2�<�(��qS&��U�E�\�?>m\�;�;[D6iM_�arY�����H|��VV/���1o� �E?�߮^�d�^�n6�-��xn���k>҇-{�(�9����RɁ�?d�W�r���ܗLt�F}6̯���e�J�ס|�|���!�w+�^�7�8;k�D�x���6,ݧ�����y�VW��W�oH�>ͧ-�ZQ? :c�?���ŵMUל�q9���9K��ްo�l�l;�6�/ml��:��\֯o���:�gw�5���_�됑���J��;z/u#i}}����)>u�������9)�4bC�:@�Ɉ���۷1|����u�,#�~tYh�hi�,:���0�WC�nr� d�0���!H�ʬ�J�4 #-֬i�I�L�р���4���ev;��~5qBo�2�$:d���#���M1�z#^��t�ӿi� �l*��c���͝}�����~m6G�����v��f:�\F��j���m���n�����e擩�D�g��'�1ϡj��q������9�vΞt� ���z���I�ɛzT�1u�����L&�I����u��-���3} �d:��ʷ�P{���s�&['?~��@���g�?��ŴXuT�E� ���� �5�.07c/0 {���d��3�e4[{��n�����S<���~�W3�yx
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang penuh dengan kandungan nilai-nilai moral. Nilai-nilai Pancasila ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari aspek agama, politik, hukum, hingga ekonomi.
Untuk itu, Pancasila bukan sekadar simbol atau kalimat-kalimat yang harus dihafalkan. Pancasila harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sejak dini.
Dalam artikel ini akan kita ulas secara rinci penjelasan nilai-nilai Pancasila dari sila pertama hingga sila kelima beserta contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nilai Pancasila Sila ke-4
Bunyi sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Nilai-nilai Pancasila dalam sila ke-4:
Nilai-nilai Pancasila Sila Pertama hingga Kelima
Berikut ini penjelasan dan contoh nilai-nilai Pancasila sila pertama hingga kelima yang dilansir dari modul Pancasila Rumah Kita untuk kelas V dan laman Kemdikbud dan bpip.go.id.
Nilai-Nilai Pancasila
Berikut nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam sila ke-1 sampai ke-5 seperti dikutip dari Buku Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SMA/MA Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017).
Perwujudan Nilai-Nilai Pancasila di Bidang Ekonomi
Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945, terutama yang berkaitan dengan bidang ekonomi, tercermin dalam Pasal 33 ayat 1 sampai 5.
Pasal tersebut mengatur mengenai prinsip ekonomi negara yang didasarkan pada asas kekeluargaan, dengan tujuan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dan menghapuskan kesenjangan sosial ekonomi melalui pemanfaatan sumber daya alam dan ekonomi secara efisien untuk kepentingan rakyat.
Pasal 33 ayat (1) UUD 1945 menegaskan bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan”.
Pasal tersebut menjelaskan, yaitu bahwa sistem ekonomi yang diupayakan seharusnya tidak bergantung pada persaingan semata dan prinsip yang sangat individualistik.
Kemudian pada Pasal 33 ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi “Cabang - cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
Serta Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 berisi “Bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk Sebesar-besarnya kemakmuran rakyat“.
Pancasila adalah Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apakah kamu tahu apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila?
Pancasila disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila disahkan bersamaan dengan UUD 1945 oleh PPKI. Sebab, Pancasila sebagai dasar negara merupakan bagian dari UUD 1945 yang tercantum dalam alinea keempat Pembukaan UUD 1945.
Nilai berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai berada dalam hati nurani sebagai suara hati atau kata hati. Menurut Prof. DR. Dardji Darmodiharjo, Pancasila merupakan nilai kerohanian yang mencakup nilai material, nilai vital, nilai kebenaran atau kenyataan, nilai estetis, nilai etis atau moral, dan nilai religius, seperti dikutip dari buku Pancasila oleh Tim Pusdiklat Pengembangan SDM Kementerian Keuangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila menurut Prof. Dr. Notonegoro terbaigi menjadi tiga, yaitu nilai material, nilai vital, dan nilai kerohanian. Nilai material dalah segala sesuatu yang berguna bagi unsur manusia. Nilai vital adalah sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas.
Sementara itu, nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai kerohanian menurut Notonegoro terdiri atas empat macam. Nilai pertama yaitu nilai kebenaran yang bersumber pada unsur akal manusia, dan nilai kedua yaitu nilai keindahan yang bersumber pada unsur rasa indah manusia.
Nilai ketiga yaitu nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kodrat manusia dalam segala dimensinya. Sementara itu, nilai keempat adalah nilai religius yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan mutlak. Nilai religius bersumber pada kepercayaan atau keyakinan manusia.
Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila:1. Nilai yang terkandung dalam sila pertama Pancasila adalah nilai religius atau nilai ketuhanan2. Nilai yang terkandung dalam sila kedua Pancasila adalah nilai kemanusiaan3. Nilai yang terkandung dalam sila ketiga Pancasila adalah nilai persatuan bangsa4. Nilai yang terkandung dalam sila keempat Pancasila adalah nilai kerakyatan5. Nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila adalah nilai keadilan sosial
Meskipun nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila termasuk nilai kerohanian, tetapi nilai kerohanian ini mengakui pentingnya nilai material dan nilai vital secara seimbang. Hal ini dibuktikan dengan susunan sila-sila yang sistematis hirarkis mulai dari ketuhanan Yang Maha Esa hingga keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia .
Gimana detikers, sudah tahu ya tahu apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila?
“Semua nilai dalam sila-sila Pancasila itu sejalan dengan ajaran semua agama,” kata Menteri Agama RI Jenderal (Purn) Fachrul Razi saat memberikan ceramah kepada peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 61, Senin 18 Mei 2020. Pada kesempatan tersebut Fachrul mengangkat topik “Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Beragama”.
Topik tersebut diangkat dengan tujuan untuk menyampaikan pentingnya menerjemahkan nilai-nilai Pancasila dalam konteks kehidupan keagamaan. Fachrul menyampaikan bahwa Pancasila mempersatukan berbagai keragaman yang Indonesia miliki, baik dari segi agama, budaya, bahasa, suku, etnis, dan keragaman lainnya. Akan tetapi, Fachrul juga mengakui bahwa dalam perjalanan Bangsa Indonesia, masih ada pihak-pihak yang masih berusaha membenturkan nilai-nilai Pancasila dengan nilai-nilai agama. Ada sebagian pihak yang menyebutkan bahwa tidak ada hukum yang lebih tinggi selain hukum Tuhan. “Padahal, Pancasila itu sendiri dirumuskan oleh para pendiri bangsa yang termasuk di dalamnya ahli agama,” tutur Fachrul.
Indonesia sebagai negara Pancasila juga memfasilitasi dan mengakomodasi penyelenggaraan aktivitas keagamaan setiap warga negara, serta pada saat yang sama tetap menjamin kebebasan setiap warga negaranya untuk menjalankan keyakinan serta kepercayaannya masing-masing, tanpa ditentukan oleh Negara. Maka, Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama mana pun.
“Keragaman dalam hal agama merupakan salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia,” ujar Fachrul. Menurut Fachrul, saat ini konflik yang berbasis isu keagamaan masih sesekali terjadi diakibatkan menajamnya perbedaan penafsiran, hingga konflik yang diakibatkan oleh adanya sikap intoleransi, ekstremisme, radikalisme, hingga terorisme.
Oleh karena itu, perlu ada upaya terus menerus untuk menjelaskan dan memberikan pengertian bahwa nilai-nilai Pancasila sama sekali tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama mana pun. Bahkan Pancasila dapat dianggap sebagai jalan tengah yang mampu mengakomodasi nilai-nilai agama untuk diterjemahkan dalam konteks bernegara dan dapat dikatakan bahwa pengaruh agama sangat kuat mewarnai rumusan berbagai isi perundang-undangan, peraturan, serta regulasi-regulasi turunannya di Indonesia.
Pancasila sebagai sebuah ideologi negara telah teruji karena lahir dari kesepakatan bersama antarkelompok yang beragam. Lahirnya Pancasila tidak hanya melibatkan tokoh dari kalangan satu agama saja, melainkan juga tokoh-tokoh agama lain dan kelompok nasionalis. “Namun, dalam implementasinya, nilai-nilai Pancasila masih perlu diterjemahkan secara lebih konkret agar betul-betul dirasakan manfaatnya oleh seluruh umat beragama,” kata Fachrul.
Kemudian Fachrul menyampaikan bahwa sebagai upaya mensinergikan nilai-nilai Pancasila dengan ajaran agama, Kementerian Agama (Kemenag) RI telah merumuskan sebuah gagasan yang disebut sebagai Moderasi Beragama. Melalui Moderasi Beragama, Kemenag mendorong pertumbuhan cara pandang, sikap, dan perilaku beragama yang moderat, tidak ekstrem atau berlebihan, karena agama apapun memang melarang setiap umatnya untuk berlebih-lebihan. Kemenag sudah merumuskan sejumlah indikator keberhasilan Moderasi Beragama, yang salah satunya adalah adanya wawasan kebangsaan yang kuat pada umat beragama. “Komitmen kebangsaan umat beragama penting sebagai benteng dari dalam untuk menghalau merebaknya ideologi yang berlawanan dengan Pancasila,” ujar Fachrul.